Sabtu, 05 Maret 2011

FORBIDEN


   Ku lepas headsetku ketika ada yang mengguncang lengan ku dengan kasar,seketika ku tarik novel yang sudah beberapa jam menempel di wajahku.
 “Apa?!” tanya ku ketus.
 “Lihat kelakuan ayah dan ibumu” Nick menjawab sambil membersihkan celananya yang penuh dengan debu.
Aku bangkit dengan enggan,melihat ayah dan ibu yang sedang saling melempar sebuah benda putih –yang tampaknya seperti Marsmallow mentah-.Ombak dan gunung yang tampak mulai orange menjadi latar yang begitu indah.Aku mencibir.
 “Itu kan persis adegan film message in the Bottle” kataku santai sambil mengusap-usap kulit tangan dan kakiku yan mulai kecoklatan.
 “Sebenarnya aku ingin sekali mengajak Kim berlibur di sini bersama kita” gerutu Nick.
 “Awas saja kalau kau berani” bentakku,ku ambil jus jeruk yang sudah tanpa es di meja kecil di sampingku,tiba-tiba tanganku sedikit bergetar.
 “Shit!” rutukku,jus itu tumpah dan membasahi baju pantaiku.Aku menggosok-gosoknya dan berharap lekas kering sembari melirik Nick yang tampak cuek mengoleskan sunblock-ku ke tubuhnya.Sesaat aku menyadari sekelebat bayangan hitam di antara aku dan Nick.Aku sedikit kaget,getaran di tanganku muncul kembali.Dengan sedikit panik,aku mengibaskan tanganku dan mulai menjambak-jambak rambutku sendiri agar aku tidak merasa pusing.
 “Hai G,kenapa kau ini?”
 “Sorry,aku masih mengantuk.Hmmmm..jadi hanya untuk itu kau membangunkan ku?Itu sudah terlalu biasa kan,Nick?”
 “Yaps..Yaps..Tapi mungkin kalau kau tidak mengajak mereka berdua kembali ke pemondokan sekarang juga,aku bisa pastikan kita harus melihat pemandangan konyol seperti ini sampai besok pagi,kau mengerti G?” jelas Nick panjang lebar.
   Aku segera beranjak dari pembaringanku,sedikit berlari menju ke arah ayah dan ibu,setlah berbincang sejenak dengan ibu,ku ambil sedikit sereal dan ikut melempari ayah,cukup menyenangkan sehingga membuatku mengurungkan niat untuk mengajak mereka kembali ke pemondokan.
                                       # # #
   Di luar,suasana sedang sangat bagus,tidak terlalu dingin tapi juga tidak bisa di bilang hangat,suara ombak kadang terdengar sampai ke pemondokan.Aku dan Nick memutuskan duduk di luar untuk menikmati suasana yang sedang bagus ini.Beberapa kali dia terlihat memilin-milin rambutnya dan menarik ke segala arah,kemudian dia berdiri sejenak untuk merogoh sakunya dan mengambil BlackBerry-nya,dalam sejenak,Nick sudah sangat sibuk dengan Kim di saluran teleponnya.Dia sepertinya sangat serius dan antusias,tapi aku tidak peduli dengan apa yang di lakukannya.Aku masih mencoba menggambar berbagai hal dari kumpulan bintang-bintang dan hitamnya air di lautan.Kalau di rumah ku,mungkin suasana seperti ini hanya dapat di nikmati pada saat tertentu.Tapi di tempat ini katanya bintang-bintang akan tampak pada setiap malam.
 “Anak-anak,bisakah kalian masuk sekarang?makan malam sudah siap!” teriak ibu dari dalam rumah.
   Aku segera bangkit dan masuk,ku lihat Nick melambaikan tangan untuk memberi tanda.
 “Tunggu sebentar,aku akan segera menyusul”
Rupanya Kim,cewek Jerman-Latin itu sudah benar-benar menghipnotis Nick.Kalau memungkinkan,aku sungguh ingin merebut BlackBerry-nya dan melemparkan ke laut.Tapi,tentu saja itu akan sangat merugikan ayah dan ibu.
   Bau pala yang keras langsung memberiku semangat.Ibu masih mondar-mandir menyiapkan peralatan makan.Ku cicipi kare yang begitu kental.Sesaat kemudian,Nick masuk,wajahnya langsung terlihat sumringah.
 “Hmmmm...Kare!” sorak Nick bahagia.
 “Dasar,Norak!” gerutu ku.
 “B.I.A.R.I.N..!!” cibirnya berlagu.
Nick langsung menhempaskan tubuhnya ke kursi empuk di sebelahku.
 “Mana ayah?” tanyanya sambil menatapku.
Aku hanya mengedikan bahu.
 “Di kamar,sebentar lagi pasti turun.Ayah sedang mengerjakn tugas” sahut ibu sambil meletakkan beberapa ukuran piring dan mangkuk.
 “Apakah ayah akan lama?” tanya Nick “Aku sudah lapar”
 “Kalian makan dulu,ibu dan ayah nanti saja”
Nick terlihat begitu bersemangat,dia cepat mengambil mangkuk paling besar dan segera mengisinya hingga penuh.Sedangkan aku hanya mengambil sedikit kuah untuk mangkuk kecilku,hari ini selera makanku tidak terlalu bagus.
   Tiba-tiba terdengar langkah kaki gedebak-gedebuk agak tergesa dari arah tangga.
 “Anak-anak,kita harus pulang sekarang!” kata ayah tiba-tiba.Secara refleks,aku menoleh ke jam dinding.
 “Pulang?Apa itu?” tanya Nick.
“P.U.L.A.N.G,sebenarnya kau itu lulus SD tidak sih?” ejek ku.
 “Aaahh..bukan begitu,maksudku,berikan sedikit waktu agar Kim benar-benar merindukan aku” desah Nick.
 “Bagaimana dia bisa merindukanmu sedangkan kau menelponnya tiap 5 menit” aku memutar bola mataku.Sungguh menyebalkan.
 “Kenapa ayah?” tanya ibu.
“Ayah ada rapat penting besok,dan ayah belum menyiapkan berkasnya”
“Yahhhh..” desahku kecewa “Kita khan baru 2 hari di sini”
 “Yapz” sahut Nick cepat.
Ayah memang sangat sibuk,bahkan saat liburan.Beliau memang mengurusi perusahaannya sendiri,beliau sangat perfeksionis,beliau tidak bisa begitu saja menyerahkan sesuatu hal yang penting yang berhubungan dengan perusahaan sekalipun kepada asisten terpercayanya.Itulah kunci kesuksesan ayah.
 “Kenapa begitu terburu-buru sayang?Lagipula kita elum mendapat gambar yang cukup bagus untuk sunrise” kata ibu.
 “Foto yang lalu-lalu bagaimana?”
 “Oh ya,ada sediki hmm..mungkin gangguan teknis yang membuat gambar seperti tertutupi bayangan hitam” ibu mengambil nafas kecewa “Sebenarnya tidak menutupi,hanya saja cukup mengganggu.
 “Bayangan seperti apa,bu?” tanya Nick penasaran.
 “Entahlah” ibu mulai mengambil semangkuk kare untuk ayah “Ayah,ayo makanlah dulu”
Ayah duduk di samping ibu dan mulai menikmati makan malamnya.
 “Mungkin hanya bayangan awan” duga ayah.
 “Atau burung camar” usulku.
 “Ouw..bagaimana kalau Grim Reaper?Tampaknya cukup seru” sahut Nick antusias dengan mulu penuh makanan.
 “Seru?Gila kau ini” protes ku.

TO BE CONTINUED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar